PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Kemahiran
berbicara merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa yang ingin dicapai
dalam pengajaran bahasa modern termasuk bahasa inggris. Berbicara merupakan
sarana utama untuk membina saling pengertian, komunikasi timbal balik, dengan
menggunakan bahasa sebagai medianya.
Kegiatan
berbicara didalam kelas bahasa mempunyai aspek komunikasi dua arah, yakni
antara pembicara dengan pendengarnya secara timbal balik. Dengan demikian
latihan berbicara harus terlebih dahulu didasari oleh :(1) kemampuan mendengarkan,
(2) kemampuan mengucapkan, dan (3) penguasaan (relatif) kosa kata dan ungkapan
yang memungkinkan siswa dapat mengkomunikasikan maksud atau fikirannya.
1.2.
Rumusan Masalah
a.
Apa pengertian
berbicara?
b.
Bagaimana
strategi pembelajaran berbicara?
c.
Bagaimana tehnik
pembelajaran berbicara?
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Berbicara
Banyak pakar memberikan batasan
tentang berbicara, di antaranya Tarigan (1981:15) mengatakan bahwa berbicara
adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Sejalan dengan
Tarigan , Anton M. Moeliono dkk.(1988:114) mengatakan bahwa berbicara adalah
berkata, bercakap, berbahasa, melahirkan pendapat dengan perkataan. Demikian
juga Djago Tarigan (1998:34) mengatakan bahwa berbicara adalah keterampilan
menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Dari tiga pendapat tersebut dapat
dikatakan bahwa berbicara adalah kemampuan seseorang menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan dengan menggunakan bahasa lisan[1].
Dipandang dari segi bahasa, menyimak
dan berbicara dikategorikan sebagai keterampilan berbahasa lisan. Dari segi
komunikasi, menyimak dan berbicara diklasifikasikan sebagai komunikasi lisan.
Melalui berbicara orang menyampaikan informasi melalui ujaran kepada orang
lain. Melalui menyimak orang menerima informasi dari orang lain. Kegiatan
berbicara selalu diikuti kegiatan menyimak atau kegiatan menyimak pasti ada di
dalam kegiatan berbicara. Dua-duanya fungsional bagi komunikasi lisan, dua-duanya
tak terpisahkan[2].
2.2.
Strategi Pembelajaran Berbicara
Penerapan Model Ellis dan Sinclair
(Tarigan, 2009: 192) pada pembelajaran berbicara, yaitu[3]:
a.
Personal Strategies yang digunakan adalah
menemukan kesempatan praktik latihan dan memimpin atau mengarahkan percakapan
mental imajineri.
b.
Risk Taking yang
digunakan adalah penggunaan teknik – teknik keraguan untuk menyediakan waktu
berpikir dalam suatu percakapan, latihan, dan bertahan pada kosakata sendiri.
c.
Getting
Organized yang dipakai adalah pengorganisasian sumber, materi dan waktu.
Sedangkan, strategi yang diajarkan
bagi kegiatan berbicara adalah :
a.
Subtitution : dalan
strategi ini teknik yang digunakan adalah menggunakan sinonim, parafrase, dan
gerak – gerik mengkomunikasikan makna.
b.
Cooperation
: teknik dalam
strategi ini adalah bekerja pasangan atau kelompok untuk menyelesaikan tugas.
c.
Self –
Evaluation : tekniknya adalah mengecek kemampuan sendi komunikasi
sukses.
2.3.
Tehnik Pembelajaran Berbicara
Dalam upaya meningkatkan
keterampilan berbicara, guru harus cermat dalam memilih metode atau teknik
dalam pengajaran berbicara. Metode atau
teknik berbicara yang baik harus memenuhi berbagai kriteria yang berkaitan dengan
tujuan, bahan, pembinaan keterampilan proses, dan pengalaman belajar.
Kriteria – kriteria itu antara lain[4]:
a.
Relevan dengan tujuan pengajaran dan jenjang
pendidikan
b.
Memudahkan siswa memahami materi pengajaran
c.
Mengembangkan butir – butir keterampilan proses
d.
Dapat merealisasikan pengalaman belajar
e.
Merangsang siswa untuk belajar
f.
Mengembangkan penampilan siswa
g.
Menggunakan sarana yang mudah
h.
Mudah dilaksanakan, serta
i.
Menciptakan suasana belajar mengajar yang
menyenangkan.
Selain teknik pengajaran, guru juga
harus memenuhi syarat untuk menjadi guru keterampilan bebicara. Dalam
pengajaran keterampilan berbicara, syarat yang harus dipenuhi oleh seorang guru
adalah:
a.
Penguasaan materi tentang keterampilan mengajar, serta
mampu mengajarkannya kepada siswa.
b.
Memiliki banyak pengalaman yang beraneka ragam.
c.
Mengetahui seluk – beluk tentang berbicara.
d.
Mengetahui aneka teknik berbicara.
e.
Mampu mempraktikkannya dalam pengajaran berbicara.
Pengetahuan guru keterampilan
tentang teknik – teknik pengajaran berbicara yang banyak serta pemilihan metode
pengajaran yan tepat memberikan keuntungan – keuntungan , antara lain:
a.
Guru dapat membuat pengajaran yang lebih bervariasi.
b.
Dengan metode pengajaran yang tepat, problematika
belajar mengajar dapat dipecahkan.
c.
Dengan banyaknya
pengetahuan teknik pengajaran berbicara yang bervariasi, seorang guru
akan menjadi lebih percaya diri, sehingga mampu mengajarkan keterampilan
berbicara.
d.
Guru dapat menggalakkan CBSA, dengan memilih metode
yang tepat dalam pengajaran.
e.
Dengan memilih dan menggunakan metode yang tepat akan
menciptakan suasana belajar yang kondusif, serta
f.
Dapat mencapai tujuan belajar.
Berikut beberapa metode pengajaran
berbicara untuk memudahkan mengenal, memahami, menghayati, dan dapat
dipraktikkan dalam pengajaran berbicara di sekolah, yaitu:
a.
Ulang ucap
b.
Lihat ucap
c.
Bertanya
d.
Menjawab pertanyaan
e.
Percakapan
f.
Bercerita
g.
Wawancara
h.
Diskusi
i.
Cerita berantai
Menurut Azies dan Alwasilah (1996) ada
tiga jenis teknik dalam pembelajaran berbicara, yaitu :
a.
Diskusi dan
debat
Diskusi dan debat merupakan kegiatan
berbicara yang paling mudah dilaksanakan, karena dalam diskusi siswa tidak
dibatasi oleh topik – topik tertentu. Semua topik yang bermanfaat untuk
dipikirkan dapat dijadikan bahan atau materi dalam kegiatan berbicara.
Kemampuan interaksi siswa akan
berkembang secara alami, seperti kontak mata, bahasa tubuh selain itu juga
siswa mendapat pelajaran baru dalam kegiatan diskusi, yaitu siswa dapat belajar
bagaimana melakukan strategi giliran berbicara, bagaimana menginterupsi, dan
bagaimana mengungkapkan ketidaksetujuan atau kekecewaan.
b.
Drama (Role Playing)
Bermain peran ( role playing) merupakan
teknik yang banyak dipakai dalam program bahasa. Selain menyenangkan, bermain
peran juga menawarkan pelarian mentak dari ruang suasana kelas. Teknik ini
dapat dilakukan secara terkontrol, seperti mengikuti perkembangan logis suatu
dialog dalam sebuah buku, atau bisa pula dilakukan secara bebas dengan
membebaskan imajinasi dan kreativitas.
c.
Information Gap
Information gap merupakan salah satu teknik
pengajaran berbicara. Istilah information
gap ini mengacu pada bagian tertentu yang tak terpisahkan dalam komunikasi
sehari – hari, yaitu pembicara mengatakan sesuatu yang belum diketahui oleh
pendengar. Dan pendengar secara aktif mendekode dan mereaksi apa yang ingin
dsampaikan oleh pembicara.
Dalam memilih metode pengajaran,
guru tidak hanya melihatnya dari sisi manfaat dan tujuan pengajaran saja.
Tetapi, guru juga harus menyesuaikannya dengan kapasitas kemampuan siswa. Siswa
berpikir bahwa kemampuan berbicara bahasa adalah produk dari belajar bahasa,
tetapi berbicara juga merupakan bagian penting dari proses belajar bahasa. Oleh
karena itu, ada beberapa instruktur yang efektif yang dapat digunakan dalam
mengajar siswa, yaitu :
a.
Menggunakan
Respon Minimal
Bahasa peserta didik yang kurang
percaya diri dalam kemampuan mereka untuk berpartisipasi dengan sukses dalam
interaksi lisan sering mendengarkan dalam keheningan sementara yang lain yang
bicara. Salah satu cara untuk mendorong peserta didik tersebut untuk mulai
berpartisipasi adalah untuk membantu mereka membangun suatu persediaan
tanggapan minimal yang mereka dapat digunakan dalam berbagai jenis pertukaran.
b.
Mengenali Script
Script merupakan
beberapa situasi komunikasi yang berhubungan dengan seperangkat informasi yang
diprediksi dan diucapkan. Dalam script,
hubungan antara giliran pembicara dan salah satu yang berikut sering dapat
diantisipasi.
c.
Menggunakan
Bahasa Untuk Berbicara Tentang Bahasa (Metalingual)
Metalingual dapat
digunakan siswa untuk membantu diri sendiri dalam pengetahuan mereka tentang
bahasa dan keyakinan mereka dalam
menggunakannya. Ini instruktur membantu siswa belajar untuk berbicara sehingga
siswa dapat menggunakan berbicara untuk belajar. Instruktur juga dapat
memberikan strategi siswa dan frase yang digunakan untuk klarifikasi dan cek
pemahaman.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
a.
berbicara adalah kemampuan seseorang menyampaikan
pikiran, gagasan, dan perasaan dengan menggunakan bahasa lisan.
b.
Sedangkan, strategi yang diajarkan bagi kegiatan
berbicara adalah : Subtitution, Cooperation
dan Self – Evaluation.
c.
Dalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara, guru
harus cermat dalam memilih metode atau teknik dalam pengajaran berbicara. Metode atau teknik berbicara yang baik harus
memenuhi berbagai kriteria yang berkaitan dengan tujuan, bahan, pembinaan
keterampilan proses, dan pengalaman belajar.
3.2.
Saran
Dengan
selesainya makalah ini kami ucapkan terimakasih pada semua pihak yang ikut
andil dalam penulisanya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dari pembaca sangat kami harapka..
DAFTAR PUSTAKA
Ernawati. 2011. Teknik Pengajaran Berbicara. dari http://duniayeniernawati.blogspot.com pada tanggal 23 September 2014 pukul 19:36 Wib.
Djatmika, Umar. 2012. Pembelajaran
Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Untuk Sekolah Dasar. dari http://oemardjatmika.blogspot.com pada tanggal 23 September 2014 pukul 19:42 Wib.
[1] Umar Djatmika, Pembelajaran Berbicara Pada Mata Pelajaran
Bahasa Inggris Untuk Sekolah Dasar, di akses dari http://oemardjatmika.blogspot.com/2012/11/pembelajaran-berbicara-pada-mata.html pada tanggal 23
September 2014 pukul 19:42 Wib
[2] Ibid
[3] Ernawati, Teknik Pengajaran Berbicara, di akses
dari http://duniayeniernawati.blogspot.com/2011/05/teknik-pengajaran-berbicara.html pada tanggal 23
September 2014 pukul 19:36 Wib
[4] Ibid
Butuh Makalah Ini?
Download disini