Kumpulan Makalah dan Artikel Islam

Thursday, February 15, 2018

Makalah Apresiasi Seni


Butuh makalah ini? Download Gratis, klik disini



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Pada umumnya, kemampuan masyarakat dalam mengapresiasi karya seni masih kurang. Kemampuan masyarakat dalam mengapresiasi karya seni baru pada tahap penerimaan (mengamati, menyenangi karya seni), sangat sedikit yang mampu memberikan tanggapan secara rasional terhadap karya seni. Tingkat kesadaran masyarakat mengenai fungsi seni bagi kehidupan kurang disadari, padahal kehadiran karya seni dalam berbagai aspek kehidupan dirasakan sangat penting dan tidak dapat kita pisahkan kehadirannya. Masalah kekurangtahuan masyarakat terhadap keragaman produk seni rupa disebabkan oleh karena fasilitas untuk mensosialisasikan karya seni (pada umumnya) jauh dari mencukupi, disamping kurangnya wacana apresiasi di kalangan masyarakat sendiri.
Seiring dengan masih rendahnya tingkat apresiasi seni di masyarakat dalam konteks pendidikan seni pada jenjang pendidikan formal ditentukan sikap apriori dari berbagai pihak. Mata pelajaran ini hanya dipandang sebagai pelengkap saja. Padahal tanpa kita sadari bahwa dalam praktek kehidupan, kita tidak bisa lepas dari aspek berkesenian.
Pendidikan seni di sekolah seyogyanya diberikan dengan pendekatan apresiasi. Pendekatan apresiasi dalam pendidikan seni dimaksudkan untuk menumbuhkan minat dan apresiasi siswa untuk menghargai dan menikmati seni, merangsang kemampuan berseni, serta memanfaatkan pengalaman estetiknya dalam kehidupan sehari-hari. pendidikan apresiasi seni memegang peranan yang amat penting dalam mewujudkan kreativitas, imajinasi, daya cipta serta daya inovasi pada para peserta didik kita dalam kerangka pemberdayaan (empowerment) mereka untuk mendukung kehidupan masyarakat yang sejahtera dan damai.


B.       Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian apresiasi seni?
2.    Apa saja jenis apresiasi seni?
3.    Bagaimana tahapan dalam mengapresiasi seni?
4.    Apa tujuan dan fungsi apresiasi seni?
5.    Bagaimana pendekatan dalam apresiasi seni?

C.      Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui pengertian apresiasi seni.
2.    Untuk mengetahui jenis- jenis apresiasi seni.
3.    Untuk mengetahui tahapan dalam mengapresiasi seni.
4.    Untuk mengetahui tujuan dan fungsi apresiasi seni.
5.    Untuk mengetahui pendekatan dalam apresiasi seni.



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Apresiasi Seni
Hakikatnya manusia diciptakan atau dianugrahi Tuhan yang dinamakan dengan rasa keindahan atau sense of beauty. Rasa keindahan sangat bermacam-macam dan sangat bergantung dari individu yang menilaisuatu karya seni. Mungkin ada beberapa individu atau kelompok yang menilai karya tersebut dengan positif, namun ada pula yang menilai negatif. Perasaan untuk merasakan keindahan dari suatu karya seni sangat dipengaruhi oleh pengalaman individu terhadap karya senimaupun berkarya seni. Berdasarkan pengalaman yang pernah dialami oleh individu itulah yang pada dasarnya akan menimbulkan sikap dan kemampuan untuk menilai dan menghargai sebuah karya seni. Hal inilah sedikit gagasan yang disebut dengan apresiasi seni.
Secara umum apresiasi adalah kesadaran terhadap nilai-nilai seni dan budaya sehingga dapat mengadakan penilaian atau penghargaan terhadapnya. Didalam mengapresiasi kurang lebih berarti: mengerti serta menyadari sepenuhnya sehingga mampu menilai semestinya; sedang dalam hubungannya dengan seni menjadi: mengerti dan menyadari sepenuhnya seluk-beluk sesuatu hasil seni serta menjadi sensitif terhadap segi-segi estetiknya, sehingga mampu menikmati dan menilai karya tersebut dengan semestinya.[1]
Apresiasi mengerti dan menyadari sepenuhnya seluk beluk hasil seni serta menjadi sensitive terhadap segi-segi di dalamnya, sehingga mampu menikmati dan menilai karya dengan semestinya. Kemampuan mengamati dan menanggapi karya seni atau bentuk visual atau tekstual yang ada dalam karya seni, disana bukan sekedar kemampuan mencatat ciri-ciri (atau data) yang ada pada objek, namun lebih dari itu, kesanggupan menemukan kandungan objek itu menjadi penting. Beberapa hal yang penting dalam mengamati/mengapresiasi karya seni adalah seringnya mengamati (perception constancy), latar belakang informasi, kondisi psikologi saat mengamati karya.[2]
Berapresiasi (to appreciate) berarti menghargai. Kata menghargai melibatkan dua pihak, yaitu subjek sebagai pihak yang memberi penghargaan dan objek yang bernilai sebagai pihak yang dihargai. Subjek akan memberikan penghargaan dengan tepat apabila ia mampu mengamati dan menilai apa yang bermakna dalam objek. Sesungguhnya, semua pengertian yang menambah pengetahuan dan pengalaman kita adalah sesuatu yang kita hargai. Oleh karenanya berparesiasi dapat memberi kepuasan intelektual, mental dan spiritual seseorang. Dari sinilah pentingnya kegiatan berapresiasi dalam pendidikan seni karena siswa memperoleh pengalaman menyerap, menyaring, menyikap, mentafsirkan dan menanggapi gejala estetik baik pada karya seni maupun alam. Dengan pengalaman seperti itu dapat dikembangkan pula kepekaan terhadap gejala-gejala lain, seperti gejala yang berhubungan dengan segala fenomena kehidupan, etik-moral, dan ketuhanan. Dengan kata lain bahwa dalam kegiatan berparesiasi potensi afeksi siswa menjadi fokus dan sasaran perhatian agar lebih berdaya dan berkembang.[3]
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa apresiasi adalah kegiatan mengenali, menilai, dan menghargai bobot seni atau nilai seni. Dalam hal ini dapat dilakukan pada suatu yang bersifat positif ataupun yang bersifat negatif. Dalam memberikan apresiasi hal yang mendasar adalah tidak boleh mendasarkan pada suatu ikatan teman atau pemaksaan. Pemberian apresiasi harus setulus hati dan menurut penilaian aspek umum.


B.       Jenis-jenis Apresiasi Seni
Apresiasi terhadap karya seni sendiri dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:[4]
1.    Apresiasi empatik, yaitu menilai atau menghargai suatu karya seni yang dapat ditangkap dengan sebatas indrawi saja.
2.    Apresiasi estetis, yaitu menilai atau menghargai suatu karya seni dengan melibatkan pengamatan dan penghayatan yang mendalam.
3.    Apresiasi kritik, yaitu menilai atau menghargai suatu karya seni dengan melibatkan klasifikasi, deskripsi, analisis, tafsiran, dan evaluasi serta menyimpulkan hasil penilaian atau penghargaannya. Apresiasi yang satu ini dapat dilakukan dengan mengamati suatu benda secara langsung dan nyata.

C.      Tahapan dalam Mengapresiasi Seni
Selain dari jenis-jenis apresiasi yang telah dijabarkan, untuk melakukan suatu apresiasi seni kreatif juga memerlukan lima tahapan khusus sebagai berikut:[5]
1.      Pengamatan : Pengamatan terhadap suatu karya seni ini tidak dilakukan dengan satu indera saja. Namun, dengan memberdayakan seluruh pribadi. Maksudnya, apresiasi ini juga dilakukan dengan ketajaman pengamatan seseorang serta pengetahuan ilmu seni.
2.      Aktivitas Fisiologis : Aktivitas fisiologis adalah tindakan nyata dalam melakukan suatu pengamatan.
3.      Aktivitas Psikologis : Aktivitas psikologis merupakan persepsi dengan evaluasi yang kemudian dapat menimbulan suatu interpretas imajinatif sebagai pendorong kreativitas.
4.      Aktivitas Penghayatan : Aktivitas penghayatan dapat dilakukan dengan mengamati suatu objek karya seni secara mendalam.
5.      Aktivitas Penghargaan : Aktivitas penghargaan merupakan suatu evaluasi terhadap objek dengan menyampaikan saran atau kritikan.

D.      Tujuan dan Fungsi Apresiasi Seni
1.    Tujuan
Dari sense of beauty atau rasa keindahan yang diberikan oleh Tuhan untuk manusia, apresiasi seni rupa berbeda dari setiap individu yang menilai suatu karya seni tersebut. Apresiasi yang diberikan juga tidak melulu bernilai positif saja, kadang bisa juga bernilai negatif. Namun, mengapa ada apresiasi seni rupa? Tujuan seseorang melakukan apresiasi seni rupa adalah menjadikan masyarakat agar tahu apa, bagaimana, dan alasan dari karya seni tersebut diciptakan. Maka, dapat disimpulkan bahwa agar masyarakat dapat menanggapi, menghayati, dan menilai suatu karya. Tujuan lain dari apresiasi seni rupa adalah untuk mengembangkan nilai estetika dari suatu karya seni, serta mengembangkan kreasi dan untuk suatu penyempurnaan hidup.[6]
2.    Fungsi
Kegiatan apresiasi memiliki beberapa fungsi yang berkaitan dengan kegiatan mental seperti penikmatan, penilaian, empati dan hiburanPenikmatan karya seni rupa akan menimbulkan rasa puas, kecewa, atau tidak menimbulkan apa-apa. Proses penilaian karya seni berlangsung dalam mencari nilai-nilai seni, pemahaman isi dan pesan dari karya seni, dan mengadakan perbandingan-perbandingan sehingga didapatkan kesimpulan. Penilaian merupakan pekerjaan yang kompleks, karena pemahaman terhadap makna karya seni tidaklah mudah. Empati yaitu ikut merasakan suka duka, pikiran, perasaan, watak, dan pandangan hidup yang tercermin pada karya seni tersebut. Disamping itu penikmatan karya seni rupa juga merupakan suatu hiburan, sepertihalnya ketika kita melihat film atau pertunjukan, dimana salah satu tujuannya adalah untuk mencari hiburan atau kesenangan.[7]

E.       Pendekatan dalam Apresiasi Seni
Apresiasi seni dalam prosesnya membutuhkan sebuah tahapan yang perlu dilalui untuk memunculkan sikap penghargaan terhadap karya seni. Dalam melakukan apresiasi seni rupa ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu pendekatan analitik, kognitif, aplikatif, kesejarahan, problematik, dan semiotik. Berikut ini adalah uraian mengenai berbagai pendekatan untuk dapat melakukan apresiasi seni rupa.
1.    Pendekatan Analitik
Pendekatan analitik dikembangkan oleh Feldman dan Plummer, pendekatan ini merupakan suatu cara melakukan apresiasi dengan melakukan analisis terhadap sebuah karya seni rupa dilihat dari beberapa sudut pandang dan tahapan yakni:[8]
a.    Deskripsi
b.    Analisis
c.    Interprestasi
d.   Judgement
2.    Pendekatan Kognitif
Pendekatan ini dikembangkan oleh Michael Parson, dalam penjelasannya setiap orang berbeda dalam memberikan respon terhadap karya seni karena tergantung dari perkembangan kognitifnya yang berhubungan dengan karya seni. Ia membedakan lima tingkat kemampuan melakukan apresiasi dan kadang masing-masing tingkat overlaping satu dengan lainnya sehingga menjadi sangat rumit. Namun apabila dicermati terdapat hal-hal penting yang dapat dipelajari. Namun sebelumnya ia menjelaskan tentang empat aspek dalam karya seni dan keempat aspek itu ada dalam masing-masing tahap. Keempat aspek tersebut meliputi subjek; ekspresi; medium, bentuk dan gaya; judgement.[9]
3.    Pendekatan Aplikatif
Pendekatan ini bertujuan untuk menumbuhkan pemahaman tentang karya seni melalui keterlibatan langsung dalam membuat karya seni. Pendekatan ini sangat efektif karena sang apresiator dapat menghayati langsung dan mendalam bagaimana liku-liku penciptaan karya seni. Bagaimana kesulitan menggunakan alat dan bahan serta bagaimana mendapatkan warna dan bentuk yang harmonis. Misalnya untuk apresiasi wayang, apresiator membaca cerita lalu memilih tokoh wayang dan kemudian membuatnya. Jadi, dengan metode  learning by doing (belajar dengan melakukan) memberi kesempatan kepada apresiator secara aktif
mengalami hingga menghayati proses penciptaan karya seni.[10]
4.    Pendekatan Kesejarahan
Pendekatan kesejarahan merupakan pengembangan apresiasi seni melalui penelusuran sejarah perkembangan seni dari periodeke periode, lahirnya seni mengikuti perkembangan masyarakat. Dengan pendekatan ini apresiator akan lebih dapat memahami suatu karya seni misalnya tentang cerita wayang lakonnya diambil dari mana dan apa isi ceritanya. Lalu tentang batik, kenapa batik pedalaman seperti Yogya dan Surakarta lebih gelap dibanding batik pesisiran di Pekalongan. Kemudian perkembangan seni di Indonesia mulai dari zaman prasejarah hingga saat ini mengapa begitu bervariasi. Dengan mengetahui proses perkembangan seni akan dapat memberi pemahaman yang lebih mendalam tentang karya seni. Hal ini juga dapat diterapkan kepada seniman secara individu, misalnya perkembangan teknik melukis Affandi dari realisme hingga ekspresionisme dengan menggunakan teknik plototan. Pendekatan kesejarahan tidak pula dapat lepas dari pendekatan sosiologis jika ingin mengetahui perkembangan seni suatu kelompok masyarakat. Dalam tataran individu tidak dapat lepas dari pendekatan psikologis dan biografis.[11]
5.    Pendekatan Problematik
Dengan pendekatan ini seni dipahami melalui pemahaman makna dan mencarian jawaban seputar seni; seperti makna seni, hubungan seni dengan keindahan, seni dan ekspresi, seni dengan alam, fungsi seni rupa bagi kehidupan manusia, jenis seni rupa, gaya dalam seni rupa dan sebagainya. Dengan pendekatan ini apresiator dapat lebih holistik (utuh dan luas) memahami seni. Misalnya tentang persoalan kenapa manusia membutuhkan seni? Apa peran seni dalam kehidupan manusia dan seterusnya. Kelemahan pendekatan ini terlalu teoritis, namun demikian untukmengurangi kejenuhan teori dapat dilakukan variasi dengan alat peraga visual dan variasi tugas untuk didiskusikan.[12]
6.    Pendekatan Semiotik
Seni rupa merupakan karya manusia yang penuh dengan tanda dan makna, untuk mengungkapkannya dapat dilakukan melalui pendekatan semiotika. Menurut Aart van Zoest istilah semiotika berasal dari bahasa Yunani semionyang berarti tanda, yang saat ini menjadi cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tandadan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda. Semiotika sangat kental dengan masalah bahasa verbal sebagai media komunikasi, namun dalam perkembangannya penggunaannya merambah ke berbagai bidang ilmu termasuk seni rupa. Hal ini dikarenakan seni rupa pada dasarnya berupa tanda dan media komunikasi non-verbal, maka pendekatan semiotika dapat digunakan untuk keperluan analisis bahasa visual yang ada pada seni rupa.[13]


BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Apresiasi adalah kegiatan mengenali, menilai, dan menghargai bobot seni atau nilai seni. Dalam hal ini dapat dilakukan pada suatu yang bersifat positif ataupun yang bersifat negatif. Dalam memberikan apresiasi hal yang mendasar adalah tidak boleh mendasarkan pada suatu ikatan teman atau pemaksaan. Pemberian apresiasi harus setulus hati dan menurut penilaian aspek umum.
Apresiasi terhadap karya seni dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1.    Apresiasi empatik, 
2.    Apresiasi estetis,
3.    Apresiasi kritik.
Untuk melakukan suatu apresiasi seni memerlukan lima tahapan khusus, yakni:
1.    Pengamatan,
2.    Aktivitas fisiologis,
3.    Aktivitas psikologis,
4.    Aktivitas penghayatan
5.    Aktivitas penghargaan.
Tujuan seseorang melakukan apresiasi seni rupa adalah menjadikan masyarakat agar tahu apa, bagaimana, dan alasan dari karya seni tersebut diciptakan. Tujuan lain dari apresiasi seni rupa adalah untuk mengembangkan nilai estetika dari suatu karya seni, serta mengembangkan kreasi dan untuk suatu penyempurnaan hidup. Kegiatan apresiasi ini memiliki beberapa fungsi yang berkaitan dengan kegiatan mental seperti penikmatan, penilaian, empati dan hiburan.
Apresiasi seni dalam prosesnya membutuhkan sebuah tahapan yang perlu dilalui untuk memunculkan sikap penghargaan terhadap karya seni. Dalam melakukan apresiasi seni rupa ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu pendekatan analitik, kognitif, aplikatif, kesejarahan, problematik, dan semiotik.

B.       Saran
Demikian pemaparan kami tentang apresiasi seni, semoga bermanfaat bagi kehidupan kita, amiin. Tanggapan, kritik dan saran dari Anda akan sangat berarti bagi kebaikan kita bersama ke depan. Terima kasih.


DAFTAR PUSTAKA


Jazuli. (2008). Paradigma Kontekstual Pendidikan Seni. Semarang: Unesa University Press.
Kasiyan. (2016). Apresiasi Seni Rupa dan Apresiasi Seni Rupa. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Mikke Susanto. (2003). Membongkar Seni Rupa. Yogyakarta: Penerbit Buku Baik & Penerbit Jendela.
Nooryan Bahari. (2008). Apresiasi Seni Wacana Apresiasi dan Kreasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Soedarso. (2006). Trilogi Seni Penciptaan,  Eksistensi, Dan Kegunaan Seni. Yogyakarta: Badan Penerbit ISI Yogyakarta.



[1] Soedarso, Trilogi Seni Penciptaan,  Eksistensi, Dan Kegunaan Seni, (Yogyakarta: Badan Penerbit ISI Yogyakarta, 2006), hlm. 162
[2] Mikke Susanto, Membongkar Seni Rupa, (Yogyakarta: Penerbit Buku Baik & Penerbit Jendela, Yogyakarta, 2003), hlm. 27
[3] Jazuli, Paradigma Kontekstual Pendidikan Seni, (Semarang: Unesa University Press, 2008), hlm. 80
[4] Diakses dari https://ilmuseni.com/seni-rupa/apresiasi-seni-rupa  tanggal 15/02/2018, pukul 9.07 WIB
[5] Ibid.
[6] Ibid.
[8] Kasiyan, Apresiasi Seni Rupa dan Kritik Seni Rupa, (Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, 2016), hlm. 48
[9] Ibid., hlm. 52
[10] Ibid., hlm. 58-59
[11] Ibid., hlm. 59
[12] Ibid., hlm. 60
[13] Ibid., hlm. 60-61


Butuh makalah ini? Download Gratis, klik disini


No comments:

Post a Comment